Karangwuni – (28/3). Salah satu agenda Pemerintah Kalurahan Karangwuni pada bulan Maret adalah pertemuan rutin Usaha Kesehataan Berbasis Masyarakat (UKBM). Acara yang dilaksanakan pada Senin (28/3) dihadiri oleh unsur Puskesmas Wates dan Ibu-Ibu Kader di Kalurahan Karangwuni. Selain sebagai pertemuan rutin dan koordinasi, pertemuan UKBM ini sekaligus digunakan untuk acara pembagian infantometer dan penyelesaian spj.
Pada pertemuan kali ini, meja sudah dibagi dan dikelompokkan sesuai dengan masing-masing padukuhan. Hal tersebut telah sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas Wates dr. Susilo Pradyarto pada pertemuan UKBM bulan Januari lalu.
Info terbaru, akan ada pendataan terkait orang dengan penderita jiwa (ODGJ) yang akan digunakan untuk pemantauan kesehatan.
Rismawati petugas dari Puskesmas Wates yang memberikan penjelasan terkait stunting dan gizi buruk, mengatakan bahwa data stunting di Kalurahan Karangwuni mengalami penurunan.
“Data stunting Kalurahan Karangwuni mengalami penurunan, semoga bulan selanjutnya juga mengalami penurunan dan jika bisa malah tidak ada kasus stunting. Kemudian untuk gizi buruk, Kalurahan Karangwuni tidak memiliki gizi buruk tapi untuk di wilayah Kapanewon Wates ada 8 gizi buruk, diantaranya 1 di Wates, 1 di Ngestiharjo, 2 di Bendungan, 1 di Giripeni, 1 di Sogan, dan 1 di Triharjo,” jelas Risma.
Selanjutnya adalah penyerahan infantometer (alat ukur panjang badan bayi) yang diberikan langsung oleh Lurah Karangwuni kepada perwakilan kader. Lurah Karangwuni Anwar Musadad menjelaskan bahwa pengadaan infantometer berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan Karangwuni
"Dana untuk pengadaan infantometer ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan Karangwuni dengan sumber dana dari Silpa Dana Desa Tahun 2021. Jumlah total alokasi anggarannya untuk pengadaan infantometer ini senilai Rp.3.000.000,00 (tiga juta rupiah)," jelas Anwar Musadad.
Selepas penyerahan infantometer tersebut, dilanjutkan dengan percobaan pemasangan dan penggunaan alat infantometer yang dibimbing langsung oleh petugas dari Puskesmas Wates.
Rismawati juga menjelaskan bahwa alat ukur panjang badan bayi atau infantometer ini digunakan untuk mengukur balita yang berusia 0-23 bulan.