Karangwuni - (25/5). Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, Kalurahan Karangwuni melaksanakan Musyawarah Rembug Stunting pada Rabu (25/5) di Aula Balai Kalurahan Karangwuni. Acara dihadiri oleh unsur Kapanewon Wates, PLKB Kapanewon Wates, Pendamping Desa, Pemerintah Kalurahan, BPK Karangwuni, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, serta perwakilan dari lembaga PKK, Kader Kesehatan dan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
Narasumber dalam Musyawarah ini adalah In'amullah, S.Psi dari Pendamping Desa dan Filia Falentina Efrata, S.Sos dari PLKB Kapanewon Wates.
Anwar Musadad selaku Lurah Karangwuni menyampaikan bahwa adanya program rembug stunting dan program kelanjutannya dapat meminimalisir kasus stunting.
"Adanya program rembug stunting ini harapannya dapat mendukung penurunan stunting dan tentunya dengan program kelanjutannya dapat meminimalisir kasus stunting," jelas Lurah Karangwuni.
Dalam sambutannya, Panewu Wates yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Wates Fajar Pramukti, SE menjelaskan bahwa sasaran pertama stunting adalah ibu hamil dan baduta.
Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh narasumber pertama yaitu In'amullah, S.Psi., kebijakan penurunan stunting didasari oleh dua hal yaitu arahan presiden pada Ratas tanggal 5 Agustus tahun 2020 dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Filia Falentina Efrata, S.Sos selaku PLKB Kapanewon Wates menyampaikan bahwa saat ini telah dibentuk Tim Pendamping Keluarga sebagai bentuk upaya percepatan penurunan stunting.
"Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, saat ini telah terbentuk TPK atau Tim Pendamping Keluarga di masing-masing Kalurahan yang bertugas untuk memberikan pendampingan mulai dari caten, ibu hami, ibu nifas, baduta dan balita," jelas Filia.
Selanjutnya, beliau juga menjelaskan bahwa setiap TPK terdiri dari 3 personil (bidan, kader PKK, dan kader KB) dan saat ini Kalurahan Karangwuni memiliki 2 TPK.
Berdasarkan data, pada tahun 2022 Kalurahan Karangwuni mengalami penurunan presentase kasus stunting.
"Pada tahun 2021 presentase stunting sebanyak 7,57% sedangkan tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 3,82%," tegas Rismawati dari Puskesmas Wates.
Acara terakhir adalah pelaksanaan musyawarah konvergensi pencegahan stunting yang membahas terkait program kegiatan untuk mendukung percepatan penurunan stunting. Musyawarah berjalan lancar dan diakhiri dengan penandatanganan Berita Acara Rembug Stunting Kalurahan.