You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KARANGWUNI
Kalurahan KARANGWUNI

Kap. Wates, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH KALURAHAN KARANGWUNI

Cantik, Gagah Dan Bervisi, Para Pemain Jathilan Bekso Tanjung Adikarto

Karangwuni Digicom 13 Januari 2021 Dibaca 1.193 Kali
Cantik, Gagah Dan Bervisi, Para Pemain Jathilan Bekso Tanjung Adikarto

Tidak banyak yang memilih jalan ini: menjadi penari Grup Jathilan. Apalagi bagi anak-anak muda berusia belasan tahun. Sebagian besar orang, terutama anak muda menganggap, jathilan adalah atraksi seni jaman old, identik dengan desa, tidak menjanjikan pendapatan yang tinggi dan tidak pernah menjadi tren yang bakal trending di media sosial.

Tetapi anggapan itu ternyata tidak berlaku bagi Farelian Berliana Cantika Putri, dara berusia 17 tahun. Gadis manis yang tinggal di Dusun Karangrejo, Karangwuni, Wates, Kulonrprogo ini justru memilih menjadi penari jathilan sebagai kegiatan kebanggaannya. Farel, demikian dia biasa disapa, dengan penuh semangat menjalani setiap sesi latihan jathilan bersama rombongan orang sekampungnya.

Berbeda dengan remaja-remaja lain yang sibuk dengan tren di media sosial, Farel justru memutuskan bergabung dengan Bekso Tanjung Adikarto, nama Grup Jathilan Desa Karangwuni. Tanpa ragu, dalam waktu beberapa bulan saja Farel sudah fasih berlenggak-lenggok memainkan gerakan tarian Jathilan sembari menggapit kuda lumping. Pertanyaannya, kenapa Farel merelakan diri berbeda dengan para remaja lainnya dan memilih menjadi penari Jathilan?

“ Saya sangat senang menari dan budaya Jawa. Saya sudah belajar beberapa jenis tarian yang lain dan saya selalu ingin belajar gaya tarian yang berbeda. Lalu saya bergabung dengan Jathilan. Soalnya tarian dalam Jathilan memiliki gaya yang unik, sangat berbeda,” ujar siswa SMA ini kepada Karangwuni.id. Kini Farel adalah salahsatu penari andalan Grup Jathilan yang telah memenangi beberapa lomba jathilan ini.

  

Semangat yang hampir sama membara dalam diri Insani Intan Amalia. Ketika yang lain termehek-mehek dengan tren Tiktok, Insani justru jatuh cinta pada budaya asli leluhurnya. Insani prihatin dengan sangat sedikitnya orang yang ‘nguri-uri kabudayaan’ asli kampung halaman mereka dan malah sibuk dengan berbagai budaya baru yang belum jelas juntrungnya itu.

“ Saya selalu ingin nguri-uri budaya asli yang kita miliki. Jika kita sendiri tidak peduli, bagaimana budaya kita bakal hidup dan berkembang?” kata anak muda yang baru saja lulus dari SMK di Kulonrpogo ini. Sangat filosofis bukan?

 

Hebatnya, keyakinan Insani bukan hanya sekedar kata-kata. Insani membuktikan dengan menggabungkan diri pada Bekso Tanjung Adikarto, grup jathilan kebanggan Karangwuni. Bersama beberapa pemuda-pemudi lainnya, Insani berlatih keras menguasai berbagai gerakan yang selama ini menjadi ciri khas tarian jathilan. Apa kebanggaan yang didapatkan dengan menjadi penari jahilan?

“ Ketika menari jathilan saya merasa sangat percaya diri karena ini adalah budaya kita sendiri. Saya ingin menunjukkan pada semua orang bahwa kita ini punya kok beragam budaya yang indah dan harusnya bangga dengan apa yang kita miliki ini,” ujarnya.

Dengan tekun Farel dan Insani berlatih Jathilan, berlari sembari menggamit kuda lumping, menarikan gerakn-gerakan ksatria. Ya, soalnya dalam Jathilan seluruh penarinya menjalankan tarian yang gagah perkasa, sesekali mengangkat sebelah kaki, memperlihatkan kepala kuda lumping mendongak.

Farel dan Insani adalah dua orang dari beberapa anak-anak muda Desa Karangwuni yang memiliki kepedulian tinggi terhadap budaya leluhur mereka. Selain Farel dan Insani, ada pula Dewi Prehandini dan Ervina Rahmawati. Keempatnya adalah para remaja jelita dan cerah ceria asli Karangwuni. Pasukan lain grup jathilan ini adalah beberapa anak muda yang juga memiliki semangat seperti mereka.

Pasukan Beksi Tanjung Adikarto yang sekarang unjuk gigi ini adalah generasi baru dari Grup Jathilan ini. Mereka memulai debut mereka sejak pertengahan 2020 lalu. Sebelumnya grup ini sempat redup dan lama tak menunjukkan tariannya yang sakral karena kondisi pandemi dan berbagai situasi lain.

Pelindung Grup Bekso Tanjung Adikarto Dwi Purwanto yang juga PJ Kepala Desa Karangwuni menyatakan, ‘pasukan’ Bekso Tanjung Adikarto sekarang ini memiliki semangat juang yang hebat. Terlihat dari berbagai latihan yang dilakukan seluruh anggota grup. “ Mereka itu tetap semangat meski berlatih berjam-jam. Itu terbukti dari beberapa kali kami persiapan lomba. Seluruh anggota grup berlatih berjam-jam setiap hari menjelang lomba dan ternyata menang,” katanya.

Jangan salah, meski gerakannya terlihat sederhana dibanding tarian tradisional lain tetapi jathilan memiliki pakem sendiri. Jathilan bukan hanya menunjukkan keindahan gerakan yang didominasi gerakan tubuh ksatria gagah perkasa melainkan juga memiliki kekuatan magis. Bahkan, dalam kamus jathilan, sebuah pementasan yang dianggap berhasil adalah jika ada penari yang kerasukan. Ya kerasukan!

Saat ada pemain yang kerasukan, gerakan tarian tidak akan lagi ritmis melainkan menunjukkan pola yang berbeda, tergantung ‘kekuatan’ energi yang merasukinya. Terdengar ngeri mungkin tapi inilah justru hal yang paling istimewa dalam pertunjukan jathilan. Jangan kaget pula jika saat itu para pemain yang kerasukan akan mampu mengupas buah kelapa dengan menggunakan giginya, makan beling dan berbagai hal yang tak masuk akal lainnya. Bagaimana dengan Bekso Tanjung Adikarto, apakah juga mengalami hal seperti itu alam pertunjukkan mereka?

“ Ya, itu bisa terjadi pada setiap pertunjukkan yang kami gelar. Tapi tak selalu begitu. Soalnya itu membutuhkan energi yang lebih. Kami juga harus memiliki batasan agar para pemain tetap aman dan tak terjadi sesuatu apapun,” jawab Dwi.

Itulah hebatnya jathilan, selain memperlihatkan gerakan yang unik, kostum warna-warna yang indah dengan suara gemerincing serta musik gamelan dengan nada yang khas, kesenian ini juga menawarkan suasana magsi yang kuat, misterius dan tak terduga. Setiap penampilannya jathilan selalu memiliki sesuatu yang mengagetkan, itu salahsatu yang paling ditunggu penontonnya. Jathilan memang membanggakan! (adji/karangwuni.id)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp178,331,012 Rp2,661,486,136
6.7%
Belanja
Rp128,760,057 Rp2,952,078,703
4.36%
Pembiayaan
Rp290,592,567 Rp290,592,567
100%

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp85,639,111 Rp85,639,111
100%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp0 Rp135,056,800
0%
Dana Desa
Rp0 Rp969,266,000
0%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp0 Rp117,277,207
0%
Alokasi Dana Desa
Rp92,580,000 Rp601,847,018
15.38%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp0 Rp750,000,000
0%
Bunga Bank
Rp111,901 Rp2,400,000
4.66%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp105,888,407 Rp1,216,768,821
8.7%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp0 Rp451,260,232
0%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp22,871,650 Rp302,533,250
7.56%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp0 Rp863,516,400
0%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp0 Rp118,000,000
0%